Powered by Blogger.
TULISAN TERPOPULER
-
Definisi Sembahyang Salah satu hakekat inti ajaran agama adalah sembahyang. Menurut kitab Atharwa Weda XI. 1.1, unsur iman atau Sraddha d...
-
( Om Nama Shivaya / Om Nama Sivaya / Om Nama Siwaya) merupakan mantra panca aksara yang secara khusus ditunjukan kepada Shiva / Siva / Siw...
-
Hai guys, udah tau belum kalau dalam agama Hindu ada 4 cara untuk menuju Tuhan (MOKSA) yang tidak ada di agama lain. Agama Hindu percaya aka...
-
Peradah DPP Jawa Tengah: Bhagawad Gita - Lengkap ( Bahasa Indonesia ) Bhagawad Gita - Lengkap ( Bahasa Indonesia ) Bhagawad Gita (Bahasa I...
-
Cakra yang berdaun bunga dua disebut Ajna, terletak di antara kedua alis mata dan memiliki aksara ham dan ksam. Pimpinannya disebut Sukla ...
-
1. ! Aplikasi mPeradah (tanya-jawab dan Doa Sehari-hari di HP & by sudane Download Now 2. ! eBook t...
-
Agama Hindu merupakan agama yang mempunyai usia tertua dan merupakan agama yang pertama kali dikenal oleh manusia. Agama Hindu pertama kal...
-
Hindu mengajarkan bahwa di keseluruhan alam semesta ini berlaku dua hukum semesta, yaitu Hukum Karma [hukum yang mengatur mahluk, jalan hi...
-
Om Swastyastu http://www.babadbali.com/canangsari/pa-catur-marga.htm Hindu mengenal 4 (empat) jalan (Marga) menuju kepada Tuhan (Hyang Wi...
-
Tempat suci adalah tempat yang dibangun secara khusus menurut peraturan-peraturan yang telah ditentukan secara khusus pula. Tempat suci adal...
Blog Archive
- 2012 (7)
-
2011
(46)
- December(2)
- November(9)
- August(6)
- July(7)
- June(5)
-
May(11)
- Tuhan....kenapa satu-satunya gubukku terbakar?
- Menata Ulang Pikiran
- Sarasvati dan Teori Kecerdasan ganda
- Bangga beragama bumi
- mengapa memakai bija di kening?
- Tempat Suci
- Tumpek Landep
- Sejarah Perkembangan Agama Hindu
- Candi Gedong Songo ( candi peninggalan budaya Hindu )
- Hukum Karma?
- Sesarining Dharma (Intisari Dharma)
- April(6)
- 2010 (11)
- 2009 (13)
- 2008 (7)
Menata Ulang Pikiran
Kita lahir ke dunia sebagai manusia, diikat oleh tiga belenggu, yaitu belenggu pikiran [manas], ahamkara [ke-aku-an] dan sthula sarira [badan fisik]. Dimana manas [pikiran] adalah pelopor dari kedua belenggu yang lain, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Sehingga halangan besar manusia di dalam evolusi bathin adalah pikirannya sendiri. Dan langkah evolusi bathin terpenting adalah melampaui pikiran [berhenti didikte oleh pikiran] dan meniadakan ke-aku-an [nirahamkarah].
Sayangnya ini adalah hal yang berat dan tidak mudah untuk dilakukan. Terutama karena kita telah mengotori bathin kita selama jutaan kelahiran sebelumnya. Tapi dalam tahapan-tahapan evolusi bathin, langkah pertama bisa kita mulai dari selalu tekun dan sadar untuk selalu berpikir positif. Karena pikiran negatif akan membimbing kita menuju kemarahan, kebencian, permusuhan dan kegelapan bathin. Sebaliknya pikiran positif akan membimbing kita menuju kebaikan, welas asih, kedamaian, pikiran yang terkendali dan jalan kesadaran.
-[Sampai di suatu ketika, di suatu moment kita bisa sadar bahwa baik yang positif maupun negatif hanyalah refleksi dari persepsi pikiran kita sendiri]-.
1. MANACIKA [BERPIKIR POSITIF] : LANGKAH PERTAMA BAGI PEMULA
Bayangkan ketika istri kita sedang ngomel-ngomel cerewet, kalau kita berpikir negatif kita akan marah dan bertengkar. Sebaliknya kalau kita berpikir positif, “istri saya sedang mengingatkan kekurangan saya, istri saya sedang membimbing saya menjadi lebih baik, istri saya mengajarkan saya untuk belajar sabar”, maka kita tidak jadi marah dan bertengkar. Bisa jadi malah sayang-sayangan.
Bayangkan kalau anak kita nakal sekali, kalau kita berpikir negatif kita akan marah dan menyakiti anak kita. Sebaliknya kalau kita berpikir positif, “anak saya sedang bereksplorasi, anak saya penuh kreasi dan imajinasi, nakal adalah cara seorang anak bertumbuh menuju dewasa”, maka kita tidak jadi marah dan menyakiti anak kita. Kita akan membimbingnya untuk menyalurkan hal tersebut, misalnya dengan bermain.
Bayangkan kalau teman kantor memfitnah kita atau tetangga melempar rumah kita dengan batu, kalau kita berpikir negatif kita akan marah, benci, dendam dan balas menyakiti. Sebaliknya kalau kita berpikir positif, “dia sedang membimbing saya masuk surga atau bahkan merealisasi moksha, dia sedang memberi saya kesempatan membayar hutang karma”, maka kita tidak jadi marah, benci, dendam dan balas menyakiti. Karena kalau kita mampu membalas fitnah dengan kesabaran dan bahkan dengan kebaikan, bukankah kemungkinan masuk svarga loka atau merealisasi moksha menjadi lebih tinggi ?
Bayangkan kalau kita sedang terbaring lemah di rumah sakit, kalau kita berpikir negatif kita akan sedih, bingung, menyesal dan murung. Sebaliknya kalau kita berpikir positif, “semesta sedang mengingatkan saya betapa berharga waktu kita sehat, semesta sedang memberikan saya jeda waktu untuk merenungkan makna kehidupan, semesta sedang memberikan saya kesempatan untuk membayar hutang karma, semesta sedang mengajarkan saya untuk menjadi sabar dan bijaksana.”, maka kita tidak jadi sedih, bingung, menyesal dan murung.
Ketenangan-kesejukan bathin yang timbul dari ketekunan untuk selalu berpikiran positif ini akan membuat kita bisa menyelaraskan diri dengan situasi keadaan apapun. Kita tidak akan terseret oleh api sad ripu seperti kemarahan, rasa penasaran, penyesalan, kesedihan, keserakahan, dll.
>> Sebelum kita menilai sebuah situasi sebagai buruk, menyedihkan, sial, dll, dalam banyak sekali kasus kita tidak sadar bahwa PIKIRAN kita sendirilah yang negatif, sehingga sebuah situasi juga terlihat negatif.
>>Sebelum kita menilai orang lain sebagai salah, jahat, sesat, tidak punya malu, dll, dalam banyak sekali kasus kita tidak sadar bahwa PIKIRAN kita sendirilahlah yang kotor, sehingga orang lainpun terlihat kotor.
Kita tidak melihat hal-hal sebagai mana adanya, kita melihat hal-hal itu sebagaimana keadaan pikiran kita sendiri.
Sehingga sebelum kita memberi label buruk, kotor atau negatif kepada orang lain atau sebuah situasi, yakinkan diri dengan sekuat-kuatnya bahwa hanya PIKIRAN kita sendirilah yang negatif.
Bagaimana kehidupan kita akan berjalan, kemana evolusi bathin kita akan bergerak, sangat dipengaruhi oleh PIKIRAN kita sendiri. Dan selalu tekun dan sadar untuk SELALU BERPIKIRAN POSITIF sangat menyelamatkan, baik menyelamatkan diri kita sendiri maupun orang lain. [Apalagi kalau hidup ini kita kemudian kita isi dengan welas asih dan kebaikan].
Dengan catatan hal ini hanya boleh dipahami melalui bathin yang jernih dan bening. Setelah itu, barulah kita semua akan bisa masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang realitas diri yang sejati [Atma Jnana].
Note : Ini adalah langkah awal yang sangat penting bagi pemula, bagi mereka yang bathinnya masih penuh kekotoran.
2. MEMAHAMI RIAK-RIAK PIKIRAN : LANGKAH KEDUA [LANGKAH YOGA]
Kembali ke awal bahwa halangan besar manusia di dalam evolusi bathin adalah pikirannya sendiri. Dan langkah evolusi bathin terpenting adalah bagaiman melampaui pikiran [berhenti didikte oleh pikiran] dan meniadakan ke-aku-an [nirahamkarah].
Bagaimana melampaui pikiran dan meniadakan ke-aku-an ? Sadar bahwa baik yang positif maupun negatif hanyalah refleksi [bayangan] dari persepsi pikiran kita sendiri.
Maharsi Patanjali dalam buku Yoga Sutra menulis : "Yoga citta vritti nirodha” [yoga adalah aktifitas menghentikan riak-riak pikiran].
>>> Kesedihan, kemarahan, hawa nafsu, dll, muncul dari pikiran. Dari pengalaman dan hal-hal yang kita beri label negatif [tidak menyenangkan, menyakitkan, dll]. Begitu bayangan pikiran ini hilang atau pikiran teralih ke hal yang lain, maka dengan sendirinya semua emosi negatif tadi lenyap. Dia baru akan muncul kembali kalau bayangan pikiran kita kembali tertuju kepada pengalaman dan hal-hal yang kita beri label negatif tadi.
>>> Kebahagiaan, kesenangan, suka-cita, dll, juga muncul dari pikiran. Dari pengalaman dan hal-hal yang kita beri label positif [menyenangkan, memuaskan, dll]. Begitu bayangan pikiran ini hilang atau pikiran teralih ke hal yang lain, maka dengan sendirinya semua emosi positif tadi lenyap. Dia baru akan muncul kembali kalau bayangan pikiran kita kembali tertuju kepada pengalaman dan hal-hal yang kita beri label positif tadi.
Ini berarti bahwa pembuat segala emosi dan perasaan [baik positif maupun negatif] kita adalah bayangan persepsi pikiran kita sendiri. Segala sesuatu pengalaman dan kejadian yang terjadi dalam hidup kita sejatinya adalah hal yang wajar dan alami di dalam hukum-hukum semesta [hukum rta dan hukum karma]. Dia tidak membawa kebahagiaan maupun kesedihan. Baik kebahagiaan maupun kesedihan, adalah produk dari riak-riak pikiran kita [permainan pikiran kita sendiri]. Begitu riak-riak pikiran kita berhenti, maka berarti berhenti pula baik kebahagiaan maupun kesedihan. Bukan berarti tidak berpikir, tapi berhenti didikte oleh pikiran. Bukan bahagia maupun sengsara, bukan puas maupun kecewa. Yang ada hanyalah kehidupan ini sebagaimana adanya, wajar dan mutlak. Disanalah ”sesuatu yang lain” akan muncul, yang disebut sebagai Atma Jnana.
Jalan dharma bukanlah tentang menjadi bahagia. Melainkan menjadi sadar bahwa tidak ada perbedaan antara mendapat pujian dan penghormatan orang dengan mendapat penghinaan dan pelecehan. Keduanya hanya didengar dengan penuh welas asih. Menjadi sadar bahwa tidak ada perbedaan antara mendapat kebahagiaan dengan mendapat kesedihan. Keduanya hanya dijalani dengan penuh welas asih. Yang bagus tidak menjadi akar kesombongan, yang jelek tidak menjadi akar kemarahan & permusuhan. Perasaan suka-tidak suka, sedih-bahagia, untung-rugi [semua dualitas] berhenti mensabotase realitas diri yang sejati.
Pikiran yang membanding-membandingkan, menilai, memilah-milah, adalah permainan pikiran yang menjadi sumber ledakan konflik-konflik batin. Realitas diri kita yang sejati terletak di atas segalanya ini. Hanya mereka yang memahami dan mengalami ini-lah yang dapat menyentuh Atma Jnana [kesadaran akan realitas diri yang sejati].
Note : Untuk dapat memahami hal ini, kita seyogyanya dalam keseharian selalu tekun berpikir positif [manacika] dan tekun hidup dengan welas asih dan kebaikan. Keduanya adalah pondasi dasar yang menentukan dari yoga. Kemudian langsunglah berpraktek meditasi.
oleh : Rumah Dharma - Hindu Indonesia
ilustrasi gambar : emgeemblogspotcom.blogspot.com
Labels:
Artikel
CHAT WITH US HERE !
About Me
- Peradah Indonesia Kota Semarang
- Om swastiastu, Kami Perhimpunan Pemuda HIndu Indonesia(DPK Semarang) sekretariat : Pura Agung Giri Natha, Jl. Sumbing no.12 Semarang
wibiya widget
Tags
17an
2009
Agama
Alam
Amerta Sari
Artikel
Astrologi Bali
bhagawad gita
Bhakti
Budaya
Candi
Dharma
Dharma Santi
Dosa
Download
Ekonomi
Foto
Giri Natha
Hindu
Jadwal
Kalender Bali
Karma
Kebenaran
Kegiatan
Kejahatan
Kemah
Kembali Ke Hindu
KMHS
Krisis
Kunjungan
Lobha
Lokha Sabha
Makrab
Mantra
Marga
Meditasi
Mijen
Mind
Moha
Nyepi
Odalan
Organisasi
Pancawara
Pasraman
Penyakit
Peradah
Pertanyaan
Pura
Ramalan
Rohani
Sains
Santi
Saptawara
Saraswati
Seke Gong Puspa Giri
Senam
Seni
Siwa
software
Spiritual
SSC Band
Tahun Baru
Tari
Tirta Yatra
Tlogosari
Tuhan
Veda
Vedic
Wallpaper
Website Hindu
WHDI
Wuku
Yoga