Powered by Blogger.
TULISAN TERPOPULER
-
Definisi Sembahyang Salah satu hakekat inti ajaran agama adalah sembahyang. Menurut kitab Atharwa Weda XI. 1.1, unsur iman atau Sraddha d...
-
( Om Nama Shivaya / Om Nama Sivaya / Om Nama Siwaya) merupakan mantra panca aksara yang secara khusus ditunjukan kepada Shiva / Siva / Siw...
-
Hai guys, udah tau belum kalau dalam agama Hindu ada 4 cara untuk menuju Tuhan (MOKSA) yang tidak ada di agama lain. Agama Hindu percaya aka...
-
Peradah DPP Jawa Tengah: Bhagawad Gita - Lengkap ( Bahasa Indonesia ) Bhagawad Gita - Lengkap ( Bahasa Indonesia ) Bhagawad Gita (Bahasa I...
-
Cakra yang berdaun bunga dua disebut Ajna, terletak di antara kedua alis mata dan memiliki aksara ham dan ksam. Pimpinannya disebut Sukla ...
-
1. ! Aplikasi mPeradah (tanya-jawab dan Doa Sehari-hari di HP & by sudane Download Now 2. ! eBook t...
-
Agama Hindu merupakan agama yang mempunyai usia tertua dan merupakan agama yang pertama kali dikenal oleh manusia. Agama Hindu pertama kal...
-
Hindu mengajarkan bahwa di keseluruhan alam semesta ini berlaku dua hukum semesta, yaitu Hukum Karma [hukum yang mengatur mahluk, jalan hi...
-
Om Swastyastu http://www.babadbali.com/canangsari/pa-catur-marga.htm Hindu mengenal 4 (empat) jalan (Marga) menuju kepada Tuhan (Hyang Wi...
-
Tempat suci adalah tempat yang dibangun secara khusus menurut peraturan-peraturan yang telah ditentukan secara khusus pula. Tempat suci adal...
Blog Archive
- 2012 (7)
-
2011
(46)
- December(2)
- November(9)
- August(6)
- July(7)
- June(5)
-
May(11)
- Tuhan....kenapa satu-satunya gubukku terbakar?
- Menata Ulang Pikiran
- Sarasvati dan Teori Kecerdasan ganda
- Bangga beragama bumi
- mengapa memakai bija di kening?
- Tempat Suci
- Tumpek Landep
- Sejarah Perkembangan Agama Hindu
- Candi Gedong Songo ( candi peninggalan budaya Hindu )
- Hukum Karma?
- Sesarining Dharma (Intisari Dharma)
- April(6)
- 2010 (11)
- 2009 (13)
- 2008 (7)
Sarasvati dan Teori Kecerdasan ganda
Satu lagi keistimewaan sang Ibu Sarasvati yang dapat kita temukan dalam figurnya adalah mengenai korelasinya dengan teori kecerdasan ganda. Teori ini dikemukakan pada 1999 oleh Howard Gardner, seorang psikolog kelahiran Amerika Serikat yang banyak bergelut di bidang intelegensi. Ia menyatakan bahwa setiap individu memiliki keunikan, dan sedikitnya terdapat tujuh macam kecerdasan dalam seorang individu. Kecerdasan yang beraneka ragam itu pasti ada dalam setiap individu dan membedakannya dengan individu lain, dan oleh sebab itu tidak ada individu yang bodoh, semua berpotensi untuk menjadi cerdas dengan meningkatkan kecenderungan kecerdasannya itu. Seorang individu bisa saja pintar dalam matematika, tetapi kurang dalam musik, demikian pula sebaliknya, seorang individu sangat pandai mengutarakan pendapatnya secara lisan, sementara yang lain lebih baik dengan jalan tertulis. Hal itulah yang disebutnya sebagai Teori Kecerdasan Ganda “Multiple Intelligence”.Gardner menyimpulkan bahwa terdapat sedikitnya tujuh jenis kecerdasan pada seseorang. Ia mengategorikan ketujuh kecerdasan tersebut menjadi tiga. Dua yang pertama adalah yang biasa dinilai di sekolah-sekolah; tiga jenis lagi biasanya dikaitkan dengan seni; dan dua jenis terakhir disebutnya sebagai “kecerdasan personal” (Gardner dalam mark K. Smith. 2002). Ketujuh jenis kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kecerdasan Linguistik (bahasa)
Adalah kecerdasan untuk membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa. Penulis, penyair, orator, dan debator adalah contoh orang yang memiliki kecakapan linguistik.
2. Kecerdasan Logis-Matematis
Adalah kecerdasan untuk berpikir (bernalar), berhitung, serta bepikir logis-matematis. Kecerdasan ini terutama terdapat pada matamatikawan, insinyur, akuntan, dan detektif.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Adalah kemampuan untuk berpikir menggunakan gambar. Orang dengan kecerdasan visual-spasial tinggi dapat menentukan arah dengan tepat dan tidak mudah tersesat. Pelaut, pelukis, fotografer, dan arsitek memiliki kemampuan ini.
4. Kecerdasan Musikal
Adalah kemampuan menggubah atau mencipta musik, memahami nada-nada, dan dapat menyanyi dengan baik.
5. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh
Adalah kemampuan untuk mengolah tubuh dengan baik untuk memecahkan masalah, meluapkan emosi, atau menciptakan sesuatu. Ahli bedah, aktor, dan olahragawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan kinestetis.
6. Kecerdasan Interpersonal
Adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Orang dengan kecerdasan interpersonal memiliki empati yang tinggi dan mudah berteman dengan orang lain. Orang-orang yang memiliki kemampuan interpersonal adalah doplomat, wartawan, politisi, dan pemuka agama.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Adalah kemampuan untuk menganalisis diri sendiri. Orang dengan kecerdasan intrapersonal memiliki intuisi yang tinggi dan memiliki kata hati yang tajam serta mampu merenungi diri sendiri. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh filosof, guru spiritual, dan pembimbing.
Gardner menambahkan jenis kecerdasan baru yaitu kecerdasan naturalis yang mana adalah kemampuan untuk berkorelasi dengan alam dan menjadi selaras dengannya. Kemampuan ini dimiliki oleh ahli biologi dan pecinta alam.
Setiap orang yang normal memiliki derajat setiap jenis kecerdasan yang bervariasi (Colin Rose dan Malcom J. Nichols, 2002 : 61). Akan tetapi, seluruh jenis kecerdasan tersebut berbaur dan menyatu dalam proses kehidupan seorang individu. Ada satu atau beberapa jenis kecerdasan yang lebih menonjol pada masing-masing individu dan dengan kecerdasan tersebutlah seharusnya ia belajar.
Barangkali konsep tiada seorang pun yang bodoh ini telah dikenal sejak zaman dahulu dengan figur-figur Sarasvati sebagai ibu yang menarik bagi siapa pun. Kembali kita harus melihat secara lebih cermat dan dalam terhadap figur-figur Sarasvati, — mengapa Ia dinyatakan mewakili seluruh kecedasan dalam teori ini.
Pertama, kecerdasan linguistik. Kecerdasan linguistik dinyatakan dengan atribut lontar. Lontar telah dinyatakan berkali-kali sebagai media menulis. Menulis tidak semudah berbicara. Menulis memerlukan kerangka berpikir yang terstruktur, baik dari umum ke khusus atau sebaliknya. Dalam menulis diperlukan kemampuan berbahasa yang praktis, sistematis, lugas, dan tepat makna. Dengan kata lain, menulis memerlukan suatu keterampilan khusus. Untuk itu atribut lontar sebagai media tulis mewakili kemampuan linguistik seseorang. Kedua, kecerdasan logis-matematis dinyatakan dengan atribut japamala. Japamala memiliki 108 butir yang jika digunakan dalam meditasi atau japa dihitung berturut-turut dengan tangan. Hal ini mengasosiasikan kemampuan berhitung dan berpikir (bernalar) secara cermat sebagai ciri khas orang berkecerdasan logis-matematis. Kecerdasan ketiga yaitu kecerdasan visual-spasial, yaitu kemampuan untuk mengenali arah dengan baik. Dalam figur Sarasvati terdapat bunga teratai atau bisa juga lotus sebagai alas duduk Beliau. Teratai atau lotus juga terkadang dipegang di salah satu tangan. Teratai memiliki daun bunga yang mengembang ke segala arah. Dalam literatur Hindu, dikenal adanya Padmastadala atau lotus berdaun bunga delapan sebagai lambang Devata Navasangga. Devata Navasangga adalah penjaga kedelapan penjuru mata angin, termasuk Siva di tengah-tengah. Selain itu, bentuk teratai yang bundar dengan banyak helai mahkota bunga melambangkan kesimetrisan dan kekompleksan bentuk. Jadi, atribut teratai tersebut melambangkan arah dan juga bentuk yang rumit, simetris, dan kompleks, di mana jika dikaitkan dengan ketujuh kecerdasan akan mewakili kecerdasan visual-spasial. Keempat adalah kecerdasan musikal, atau kemampuan untuk mengenali, menyanyikan, dan menggubah musik. Dalam hal kecerdasan ini, atribut vina adalah alat yang sangat tepat mewakili kecerdasan ini. Kecerdasan kinestetis-tubuh dapat diinterpretasikan dari empat lengan Sarasvati yang menyiratkan kemampuan untuk mengolah tubuh secara maksimal. Akhirnya, dua kecerdasan terakhir, yaitu kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dilambangkan dengan wajah Sarasvati yang memikat. Kecantikan-Nya, selain memikat orang-orang untuk datang ke arah-Nya, juga menyimpan inner beauty ‘kecantikan dalam’. Kecerdasan interpersonal mengarah ke luar, sedangkan kecerdasan intrapersonal mengarah ke dalam diri. Seperti kecantikan Sarasvati: kecantikan wajah Beliau yang memancar ke luar dan kecantikan dalam berupa kecantikan ilmu pengetahuan yang dikuasai di dalam diri.
Mengenai kecerdasan terakhir, atau kecerdasan naturalis dapat dianalogikan sebagai telaga tempat Ibu Sarasvati biasa menghabiskan waktu. Kadang Ia juga digambarkan duduk di hutan yang rindang sebagai sahabat alam. Analogi ini juga dapat diartikan bahwa manusia seharusnya mengembangkan kecerdasannya dengan tidak mengabaikan kesejahteraan dan kelestarian alam. Kecerdasan hendaknya bertujuan untuk menjaga dan melestarikan alam, bukan hanya untuk mengeksploitasinya.
Dua kecerdasan pertama, yaitu kecerdasan linguistik dan logis-matematis adalah dua jenis kecerdasan yang sering mengecoh penilaian pendidik terhadap anak didiknya. Pendidik sering melupakan aspek-aspek lain dari anak yang jika dipicu akan membuatnya sukses dalam bidang itu. Eksistensi anak di bidang lain tersebut kadang tidak dikenali dan diabaikan oleh guru, sehingga anak merasa tidak berguna.
Pendidikan dan konsep kecerdasan ala figur Ibu Devi memiliki perspektif yang hampir sama dengan konsep ilmuwan masa kini. Ini menandakan sekali lagi kajian ilmu filsafat Veda yang sangat dalam. Sayangnya para vedantist (istilah Svami Vivekananda untuk pemeluk Hindu, atau orang-orang Veda) belum mau (atau mungkin tidak mau) menggali dan mempelajari kebijaksanaan Veda secara lebih serius. Banyak konsep keilmuan modern diambil dari Veda yang mahaluas, dan sayangnya yang aktif melakukannya adalah para sarjana barat. Lalu, apakah ini juga berarti Howard Gardner terinspirasi dari Ibu Sarasvati dalam merumuskan teori kecerdasan gandanya?
1. Kecerdasan Linguistik (bahasa)
Adalah kecerdasan untuk membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa. Penulis, penyair, orator, dan debator adalah contoh orang yang memiliki kecakapan linguistik.
2. Kecerdasan Logis-Matematis
Adalah kecerdasan untuk berpikir (bernalar), berhitung, serta bepikir logis-matematis. Kecerdasan ini terutama terdapat pada matamatikawan, insinyur, akuntan, dan detektif.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Adalah kemampuan untuk berpikir menggunakan gambar. Orang dengan kecerdasan visual-spasial tinggi dapat menentukan arah dengan tepat dan tidak mudah tersesat. Pelaut, pelukis, fotografer, dan arsitek memiliki kemampuan ini.
4. Kecerdasan Musikal
Adalah kemampuan menggubah atau mencipta musik, memahami nada-nada, dan dapat menyanyi dengan baik.
5. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh
Adalah kemampuan untuk mengolah tubuh dengan baik untuk memecahkan masalah, meluapkan emosi, atau menciptakan sesuatu. Ahli bedah, aktor, dan olahragawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan kinestetis.
6. Kecerdasan Interpersonal
Adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Orang dengan kecerdasan interpersonal memiliki empati yang tinggi dan mudah berteman dengan orang lain. Orang-orang yang memiliki kemampuan interpersonal adalah doplomat, wartawan, politisi, dan pemuka agama.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Adalah kemampuan untuk menganalisis diri sendiri. Orang dengan kecerdasan intrapersonal memiliki intuisi yang tinggi dan memiliki kata hati yang tajam serta mampu merenungi diri sendiri. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh filosof, guru spiritual, dan pembimbing.
Gardner menambahkan jenis kecerdasan baru yaitu kecerdasan naturalis yang mana adalah kemampuan untuk berkorelasi dengan alam dan menjadi selaras dengannya. Kemampuan ini dimiliki oleh ahli biologi dan pecinta alam.
Setiap orang yang normal memiliki derajat setiap jenis kecerdasan yang bervariasi (Colin Rose dan Malcom J. Nichols, 2002 : 61). Akan tetapi, seluruh jenis kecerdasan tersebut berbaur dan menyatu dalam proses kehidupan seorang individu. Ada satu atau beberapa jenis kecerdasan yang lebih menonjol pada masing-masing individu dan dengan kecerdasan tersebutlah seharusnya ia belajar.
Barangkali konsep tiada seorang pun yang bodoh ini telah dikenal sejak zaman dahulu dengan figur-figur Sarasvati sebagai ibu yang menarik bagi siapa pun. Kembali kita harus melihat secara lebih cermat dan dalam terhadap figur-figur Sarasvati, — mengapa Ia dinyatakan mewakili seluruh kecedasan dalam teori ini.
Pertama, kecerdasan linguistik. Kecerdasan linguistik dinyatakan dengan atribut lontar. Lontar telah dinyatakan berkali-kali sebagai media menulis. Menulis tidak semudah berbicara. Menulis memerlukan kerangka berpikir yang terstruktur, baik dari umum ke khusus atau sebaliknya. Dalam menulis diperlukan kemampuan berbahasa yang praktis, sistematis, lugas, dan tepat makna. Dengan kata lain, menulis memerlukan suatu keterampilan khusus. Untuk itu atribut lontar sebagai media tulis mewakili kemampuan linguistik seseorang. Kedua, kecerdasan logis-matematis dinyatakan dengan atribut japamala. Japamala memiliki 108 butir yang jika digunakan dalam meditasi atau japa dihitung berturut-turut dengan tangan. Hal ini mengasosiasikan kemampuan berhitung dan berpikir (bernalar) secara cermat sebagai ciri khas orang berkecerdasan logis-matematis. Kecerdasan ketiga yaitu kecerdasan visual-spasial, yaitu kemampuan untuk mengenali arah dengan baik. Dalam figur Sarasvati terdapat bunga teratai atau bisa juga lotus sebagai alas duduk Beliau. Teratai atau lotus juga terkadang dipegang di salah satu tangan. Teratai memiliki daun bunga yang mengembang ke segala arah. Dalam literatur Hindu, dikenal adanya Padmastadala atau lotus berdaun bunga delapan sebagai lambang Devata Navasangga. Devata Navasangga adalah penjaga kedelapan penjuru mata angin, termasuk Siva di tengah-tengah. Selain itu, bentuk teratai yang bundar dengan banyak helai mahkota bunga melambangkan kesimetrisan dan kekompleksan bentuk. Jadi, atribut teratai tersebut melambangkan arah dan juga bentuk yang rumit, simetris, dan kompleks, di mana jika dikaitkan dengan ketujuh kecerdasan akan mewakili kecerdasan visual-spasial. Keempat adalah kecerdasan musikal, atau kemampuan untuk mengenali, menyanyikan, dan menggubah musik. Dalam hal kecerdasan ini, atribut vina adalah alat yang sangat tepat mewakili kecerdasan ini. Kecerdasan kinestetis-tubuh dapat diinterpretasikan dari empat lengan Sarasvati yang menyiratkan kemampuan untuk mengolah tubuh secara maksimal. Akhirnya, dua kecerdasan terakhir, yaitu kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dilambangkan dengan wajah Sarasvati yang memikat. Kecantikan-Nya, selain memikat orang-orang untuk datang ke arah-Nya, juga menyimpan inner beauty ‘kecantikan dalam’. Kecerdasan interpersonal mengarah ke luar, sedangkan kecerdasan intrapersonal mengarah ke dalam diri. Seperti kecantikan Sarasvati: kecantikan wajah Beliau yang memancar ke luar dan kecantikan dalam berupa kecantikan ilmu pengetahuan yang dikuasai di dalam diri.
Mengenai kecerdasan terakhir, atau kecerdasan naturalis dapat dianalogikan sebagai telaga tempat Ibu Sarasvati biasa menghabiskan waktu. Kadang Ia juga digambarkan duduk di hutan yang rindang sebagai sahabat alam. Analogi ini juga dapat diartikan bahwa manusia seharusnya mengembangkan kecerdasannya dengan tidak mengabaikan kesejahteraan dan kelestarian alam. Kecerdasan hendaknya bertujuan untuk menjaga dan melestarikan alam, bukan hanya untuk mengeksploitasinya.
Dua kecerdasan pertama, yaitu kecerdasan linguistik dan logis-matematis adalah dua jenis kecerdasan yang sering mengecoh penilaian pendidik terhadap anak didiknya. Pendidik sering melupakan aspek-aspek lain dari anak yang jika dipicu akan membuatnya sukses dalam bidang itu. Eksistensi anak di bidang lain tersebut kadang tidak dikenali dan diabaikan oleh guru, sehingga anak merasa tidak berguna.
Pendidikan dan konsep kecerdasan ala figur Ibu Devi memiliki perspektif yang hampir sama dengan konsep ilmuwan masa kini. Ini menandakan sekali lagi kajian ilmu filsafat Veda yang sangat dalam. Sayangnya para vedantist (istilah Svami Vivekananda untuk pemeluk Hindu, atau orang-orang Veda) belum mau (atau mungkin tidak mau) menggali dan mempelajari kebijaksanaan Veda secara lebih serius. Banyak konsep keilmuan modern diambil dari Veda yang mahaluas, dan sayangnya yang aktif melakukannya adalah para sarjana barat. Lalu, apakah ini juga berarti Howard Gardner terinspirasi dari Ibu Sarasvati dalam merumuskan teori kecerdasan gandanya?
Oleh I.B. Arya Lawa Manuaba
Mandalakawi Virtual Ashram, santikatmaka ring asing kawya
Mandalakawi Virtual Ashram, santikatmaka ring asing kawya
Labels:
Artikel
CHAT WITH US HERE !
About Me
- Peradah Indonesia Kota Semarang
- Om swastiastu, Kami Perhimpunan Pemuda HIndu Indonesia(DPK Semarang) sekretariat : Pura Agung Giri Natha, Jl. Sumbing no.12 Semarang
wibiya widget
Tags
17an
2009
Agama
Alam
Amerta Sari
Artikel
Astrologi Bali
bhagawad gita
Bhakti
Budaya
Candi
Dharma
Dharma Santi
Dosa
Download
Ekonomi
Foto
Giri Natha
Hindu
Jadwal
Kalender Bali
Karma
Kebenaran
Kegiatan
Kejahatan
Kemah
Kembali Ke Hindu
KMHS
Krisis
Kunjungan
Lobha
Lokha Sabha
Makrab
Mantra
Marga
Meditasi
Mijen
Mind
Moha
Nyepi
Odalan
Organisasi
Pancawara
Pasraman
Penyakit
Peradah
Pertanyaan
Pura
Ramalan
Rohani
Sains
Santi
Saptawara
Saraswati
Seke Gong Puspa Giri
Senam
Seni
Siwa
software
Spiritual
SSC Band
Tahun Baru
Tari
Tirta Yatra
Tlogosari
Tuhan
Veda
Vedic
Wallpaper
Website Hindu
WHDI
Wuku
Yoga