Powered by Blogger.
TULISAN TERPOPULER
-
Definisi Sembahyang Salah satu hakekat inti ajaran agama adalah sembahyang. Menurut kitab Atharwa Weda XI. 1.1, unsur iman atau Sraddha d...
-
( Om Nama Shivaya / Om Nama Sivaya / Om Nama Siwaya) merupakan mantra panca aksara yang secara khusus ditunjukan kepada Shiva / Siva / Siw...
-
Hai guys, udah tau belum kalau dalam agama Hindu ada 4 cara untuk menuju Tuhan (MOKSA) yang tidak ada di agama lain. Agama Hindu percaya aka...
-
Peradah DPP Jawa Tengah: Bhagawad Gita - Lengkap ( Bahasa Indonesia ) Bhagawad Gita - Lengkap ( Bahasa Indonesia ) Bhagawad Gita (Bahasa I...
-
Cakra yang berdaun bunga dua disebut Ajna, terletak di antara kedua alis mata dan memiliki aksara ham dan ksam. Pimpinannya disebut Sukla ...
-
1. ! Aplikasi mPeradah (tanya-jawab dan Doa Sehari-hari di HP & by sudane Download Now 2. ! eBook t...
-
Agama Hindu merupakan agama yang mempunyai usia tertua dan merupakan agama yang pertama kali dikenal oleh manusia. Agama Hindu pertama kal...
-
Hindu mengajarkan bahwa di keseluruhan alam semesta ini berlaku dua hukum semesta, yaitu Hukum Karma [hukum yang mengatur mahluk, jalan hi...
-
Om Swastyastu http://www.babadbali.com/canangsari/pa-catur-marga.htm Hindu mengenal 4 (empat) jalan (Marga) menuju kepada Tuhan (Hyang Wi...
-
Tempat suci adalah tempat yang dibangun secara khusus menurut peraturan-peraturan yang telah ditentukan secara khusus pula. Tempat suci adal...
Tips Mebanten yang terang dan indah
Hindu Dharma identik dengan mebanten [persembahan]. Di Pulau Bali selama ribuan tahun, setiap harinya jutaan persembahan dihaturkan. Entah ke alam atas, alam bawah ataupun ke alam semesta. Setiap kali kita mendapatkan sesuatu yang baik [habis panen di sawah, sembuh dari sakit, naik gaji, anak tamat sekolah, dll] yang pertama kali dipikirkan adalah berterimakasih dengan menghaturkan persembahan [mebanten]. Demikian juga dalam setiap putaran waktu yang sakral [rainan] kita menghaturkan persembahan. Dan hal ini bukannya tidak ada efeknya. Bagi orang-orang yang mata bathinnya sudah terbuka, akan bisa melihat vibrasi kosmik kesucian dan kedamaian di Pulau Bali sungguh luar biasa.
Alam semesta berada dalam pengaruh vibrasi energi kosmik yang bersifat tri guna [tiga sifat alam], yaitu : sattvam, rajas dan tamas. Sehingga tidak hanya manusia yang memiliki tingkatan-tingkatan spiritual, tapi alam sekitar lingkungan kita juga. Ketika kita melakukan persembahan, vibrasi sattvam yang muncul dari persembahan mengurai vibrasi unsur rajas-tamas di alam. Meningkatnya vibrasi unsur sattvam di alam memurnikan vibrasi kosmik alam sekitarnya.
Bisa dikatakan bahwa landasan pokok dari persembahan adalah kasih sayang, ke semua arah dan semua loka [alam semesta]. Akan tetapi, agar spirit persembahan yang diwariskan para tetua Bali bisa tetap nyambung dengan kita di jaman sekarang, ada beberapa hal yang musti disegarkan dan diingatkan kembali. Karena itu dalam tulisan ini akan dibahas tiga pokok saran teknis yang menentukan dalam melaksanakan persembahan.
FAKTOR FISIK
1. Sumber bahan harus baik.
Banten harus bersumber dari bahan atau uang yang tidak mencuri atau menipu. Banten dari hasil korupsi atau dari hasil menipu, tidak nyambung dan sia-sia. Persembahan yang bersumber dari bahan atau uang seperti itu percuma, sebab vibrasi sattvam [jyoti atau cahaya] dari banten-nya hilang.
2. Proses pembuatan.
Ketika membuat banten, sebisa mungkin kita harus membuatnya dengan pikiran bersih, disertai ketulusan dan kesabaran. Kalaupun banten-nya membeli, membelinya jangan disertai dengan keluhan-keluhan ini-itu. Sebab hal ini berpengaruh kepada vibrasi banten-nya.
3. Proses menghantar.
Apapun yang terjadi ketika kita menghaturkan banten, jangan lupa dilaksanakan dengan sejuk, teduh dan penuh kesabaran. Kalau gara-gara mebanten kita bertengkar atau marah-marah, hal ini sangat mempengaruhi vibrasi banten-nya.
FAKTOR MANTRA
1. Mebanten ke "alam bawah" [misalnya : menghaturkan segehan].
Jangan minta sesuatu [apapun] kepada saudara-saudara kita di alam bawah [bhuta kala, ashura, dll]. Termasuk jangan minta agar kita tidak diganggu-ganggu. Tidak boleh. Kepada saudara-saudara kita di alam bawah, kitalah yang memberi. Karena kalau kita minta sesuatu kepada saudara-saudara kita di alam bawah, itu analogi-nya seperti kita jadi orang tua yang minta-minta duit kepada anak kita yang masih SD.
Yang benar adalah kita yang memberi. Dasarnya adalah welas asih dan kebaikan. Sambil menghaturkan segehan, dengan penuh welas asih kita doakan para mahluk-mahluk alam bawah itu agar mereka bisa lahir di alam dewa. "Semoga kalian bisa lahir di alam dewa". Begitu mereka jadi dewa, dengan kualitas ke-dewa-an tidak mungkin mereka akan mengganggu kita.
2. Mebanten ke "alam atas" [termasuk untuk alam semesta].
Mebanten ke alam atas, kalau bisa kurangi minta ini-itu, lebih baik kita yang banyak mengucapkan terimakasih dalam rasa syukur. Karena dengan tidak meminta ini-itu, keinginan lenyap dan lebih mungkin bathin kita menjadi hening. Kehidupan akan berputar tanpa keinginan. Dan kesadaran kita akan mengundang datangnya kesadaran yang terang, baik ke dalam bathin kita sendiri maupun bagi vibrasi kosmik tempat dimana kita berada.
Labels:
Agama
CHAT WITH US HERE !
About Me
- Peradah Indonesia Kota Semarang
- Om swastiastu, Kami Perhimpunan Pemuda HIndu Indonesia(DPK Semarang) sekretariat : Pura Agung Giri Natha, Jl. Sumbing no.12 Semarang
wibiya widget
Tags
17an
2009
Agama
Alam
Amerta Sari
Artikel
Astrologi Bali
bhagawad gita
Bhakti
Budaya
Candi
Dharma
Dharma Santi
Dosa
Download
Ekonomi
Foto
Giri Natha
Hindu
Jadwal
Kalender Bali
Karma
Kebenaran
Kegiatan
Kejahatan
Kemah
Kembali Ke Hindu
KMHS
Krisis
Kunjungan
Lobha
Lokha Sabha
Makrab
Mantra
Marga
Meditasi
Mijen
Mind
Moha
Nyepi
Odalan
Organisasi
Pancawara
Pasraman
Penyakit
Peradah
Pertanyaan
Pura
Ramalan
Rohani
Sains
Santi
Saptawara
Saraswati
Seke Gong Puspa Giri
Senam
Seni
Siwa
software
Spiritual
SSC Band
Tahun Baru
Tari
Tirta Yatra
Tlogosari
Tuhan
Veda
Vedic
Wallpaper
Website Hindu
WHDI
Wuku
Yoga