Powered by Blogger.
TULISAN TERPOPULER
-
Definisi Sembahyang Salah satu hakekat inti ajaran agama adalah sembahyang. Menurut kitab Atharwa Weda XI. 1.1, unsur iman atau Sraddha d...
-
( Om Nama Shivaya / Om Nama Sivaya / Om Nama Siwaya) merupakan mantra panca aksara yang secara khusus ditunjukan kepada Shiva / Siva / Siw...
-
Hai guys, udah tau belum kalau dalam agama Hindu ada 4 cara untuk menuju Tuhan (MOKSA) yang tidak ada di agama lain. Agama Hindu percaya aka...
-
Peradah DPP Jawa Tengah: Bhagawad Gita - Lengkap ( Bahasa Indonesia ) Bhagawad Gita - Lengkap ( Bahasa Indonesia ) Bhagawad Gita (Bahasa I...
-
Cakra yang berdaun bunga dua disebut Ajna, terletak di antara kedua alis mata dan memiliki aksara ham dan ksam. Pimpinannya disebut Sukla ...
-
1. ! Aplikasi mPeradah (tanya-jawab dan Doa Sehari-hari di HP & by sudane Download Now 2. ! eBook t...
-
Agama Hindu merupakan agama yang mempunyai usia tertua dan merupakan agama yang pertama kali dikenal oleh manusia. Agama Hindu pertama kal...
-
Hindu mengajarkan bahwa di keseluruhan alam semesta ini berlaku dua hukum semesta, yaitu Hukum Karma [hukum yang mengatur mahluk, jalan hi...
-
Om Swastyastu http://www.babadbali.com/canangsari/pa-catur-marga.htm Hindu mengenal 4 (empat) jalan (Marga) menuju kepada Tuhan (Hyang Wi...
-
Tempat suci adalah tempat yang dibangun secara khusus menurut peraturan-peraturan yang telah ditentukan secara khusus pula. Tempat suci adal...
Kalki Avatara
Marilah kita simak ramalan tentang kemunculan Kalki avatara, yang sering disebut sebagai avatara kesepuluh Sri Wishnu. Kalki avatara diramalkan akan muncul pada akhir jaman Kali Yuga, yang akan mengawali pergantian memasuki jaman baru, yaitu jaman Satya Yuga.
Sebelum itu, marilah kita telaah terlebih dahulu kosep waktu (kala). Dalam Bhagavad-gita 11.23, Sri Krishna menyatakan : kalo ‘smi loka-ksaya-krt “ Aku adalah waktu, Penghancur besar
Dunia-dunia”. Berbeda dengan konsep waktu negara-negara Barat yang bersifat linier (garis lurus), kitab-kitab Weda memandang realita alam semesta ini dari sudut pandang perputaran atau siklus waktu yang disebut yuga. Siklus sejarah yang kita alami saat ini dipandang sebagai hanya salah satu bagian dari seluruh siklus waktu semesta yang berjalan secara kekal abadi.
Peristiwa-peristiwa alam disekitar kita memberikan isyarat pembenaran terhadap adanya siklus waktu dalam Weda tersebut. Lihatlah, musim-musim datang secara berulang : hadirnya musim semi, musim panas, musim gugur, musim dingin, diikuti dengan hadirnya kembali musim semi, musim panas, dan seterusnya. Hari-hari dalam seminggu datang berulang : minggu, senin….sabtu,…lalu minggu, senin… kembali. Siang hari digantikan oleh malam hari…yang disusul dengan hadirnya siang hari kembali. Jarum-jarum jam tidak berhenti bergerak setelah semua jarumnya menunjuk angka 12, bukan?
Sebaliknya, konsep waktu dalam ajaran Judeo-Kristen ataupunkonsep ilmu pengetahuan modern bersifat linier atau berupa garis lurus. Dalam konsep mereka, alam semesta ini tercipta, makhluk lain tercipta, muncullah/diciptakanlah manusia, manusia mencapai pembebasan, lalu alam semesta dileburkan. Titik! Mereka tidak memiliki informasi atau pengetahuan, misalnya, tentang apakah sebelum penciptaan alam semesta yang sekarang, pernah terjadi penciptaan sebelumnya? Apa yang terjadi setelah dunia ini kiamat, akankah ada penciptaan selanjutnya? Apa yang terjadi pada diri para makhluk hidup setelah dunia ini kiamat, bukankah roh tidak pernah meninggal? Kemana perginya roh-roh makhluk hidup itu? Jawabannya : Allah hu alam. “Hanya Allah yang Tahu”.
Menurut Weda, penciptaan, pemeliharaan, dan peleburan alam semesta material ini terjadi secara terus menerus dalam siklus waktu tertentu. Salah satu siklus waktu atau jaman itu disebut divya-yuga (Rosen, 2002). Ayat-ayat Weda menguraikan secara rinci, umur atau lamanya masing-masing jaman itu. Masing-masing divya-yuga terdiri dari empat jaman (catur yuga) yang umurnya semakin menyusut : Satya Yuga (disebut pula Krta-Yuga) berlangsung selama 1.728.000 tahun; Treta-yuga berlangsung selama 1.926.000 tahun; Dvapara-yuga selama 864.000 tahun; dan Kali Yuga, jaman kita sekarang ini, berlangsung selama 432.000 tahun. Keempat jaman itu, sesuai sifat-sifatnya, masing-masing dinamai sebagai jaman emas, jaman perak, jaman tembaga, dan jaman besi. Setelah berakhirnya Kali Yuga, akan terjadi peleburan (pralaya atau kiamat), yang kemudian disusul dengan hadirnya kembali Satya Yuga. Sifat-sifat spiritual, moralitas, dan kesalehan manusia semakin merosot dari jaman ke jaman.
Menurut Prof. N. S. Rajaram (1999), berdasarkan perhitungan para ahli Jyothi shastra (ilmu perbintangan Weda), jaman Kali Yuga mulai pada tahun 3102 Sebelum Masehi, bersamaan dengan berakhirnya lila (kegiatan rohani) Sri Krishna di muka bumi ini. Dengan demikian, sampai dengan tahun 2005 Masehi ini, Kali Yuga telah berlangsung selama 5107 tahun (diperoleh dengan menambahkan angka 3102 dengan 2005). Angka 5107 ini (ada pula yang mencantumkan 5106 atau 5108) dengan mudah dapat kita jumpai pada salah satu sudut atas kalender-kalender Bali. Hal ini menunjukkan bahwa angka penanggalan tahun Kali tersebut telah diterima dan diakui kebenarannya oleh para penyusun kalender Bali.
Saat ini kita berada dalam jaman Kali, atau yang sering dikenal sebagai jaman besi. Besi adalah logam yang keras, yang mudah menjadi karatan atau korosi. Sering pula orang menyebut jaman ini jaman edan. Menariknya, sifat-sifat serta ciri-ciri jaman penuh pertengkaran dan kemunafikan ini telah diramalkan sebelumnya dalam kitab Bhagavata Purana (1.1.10)
“Wahai orang-orang yang terpelajar, dalam jaman Kali, atau jaman besi, umur manusia sangat pendek. Mereka suka bertengkar, malas, mudah disesatkan (salah pimpin), bernasib malang, dan diatas segala-galanya, mereka selalu gelisah.”.
Masih perlukah kita ragukan kebenaran ramalan tersebut? Mari kita telaah bersama. Disebutkan, dalam jaman Kali ini manusia berumur pendek. Paling banter hanya mencapai usia seratus tahun, itupun sangat jarang sekali. Kita boleh bangga dengan kemajuan ilmu medis dan kesehatan, tapi nyatanya rata-rata manusia hanya berumur 60 atau 70 tahun. Bandingkan dengan kakek nenek kita yang usianya jauh lebih panjang. Ironis bukan? Semakin canggih ilmu kedokteran, semakin bermunculan jenis penyakit aneh yang sulit disembuhkan. Dulu, paling banter orang hanya terkena penyakit beri-beri, busung lapar, raja singa (maaf) atau rematik. Sekarang ada HIV/AIDS, jantung koroner, flu burung, stroke, hipertensi, dan sebagainya yang menjadi penyakit-penyakit mematikan.
Kecerdasan dan daya ingat manusia juga merosot tajam. Saat ini, kita harus sangat bergantung pada bantuan alat-alat elektronik digital, untuk dapat mengingat nomor telpon teman terdekat kita. Dulu, kakek nenek kita hanya menggunakan batu tulis untuk mencatat semua pelajaran yang diterimanya disekolah. Sekali ditulis harus dihapal, lalu tulisan itu harus dihapus, untuk mencatat materi-materi selanjutnya. Tapi, kalau kita ajak mereka itu adu berhitung, tanpa alat bantu berhitung, mereka masih lebih unggul dari kita. Mana yang lebih cerdas?
Manusia jaman Kali juga sangat malas dan lamban dalam mengerti dan memahami nilai-nilai kerohanian, serta sangat jarang yang tertarik pada hal-hal yang sifatnya spiritual. Kata “mandah” berarti lamban atau malas, bahwa orang-orang pada jaman Kali sangat malas untuk mengerti kerohanian, sebaliknya, sangat lincah dalam mengejar dan memburu keduniawian. Ciri lainnya, jaman Kali dipenuhi oleh kekalutan dan pertengkaran. Orang sangat mudah berselisih paham, bertengkar, dan bermusuhan hanya karena hal-hal sepele. Hanya karena berebut ladang minyak, Amerika yang identik dengan Kristen, menyerang negara-negara Arab yang kaya minyak, yang identik dengan Islam. Lalu, perebutan ladang minyak itu seolah-olah menjadi perang antar agama, perang di jalan Tuhan! Rakyat yang tidak bersalah, bernasib malang, menjadi korban keserakahan dan ketamakan para pemimpin dan politisi.
Seiring dengan semakin tuanya jaman Kali, kemorosotan moral manusia akan semakin bertambah. Manusia semakin lupa dengan tujuan kehidupannya yang sejati , bahkan setelah bersusah payah mendapatkan jenis badan manusia. Tuhan akan semakin jauh dari kehidupan manusia, institusi agama hanya dijadikan kedok untuk mencari keuntungan-keuntungan duniawi. Nilai-nilai spiritual akan semakin ditinggalkan, manusia akan semakin congkak dan merasa tidak membutuhkan keberadaan Tuhan lagi.
Menurut Bhagavata Purana, setelah berakhirnya masa keemasan gerakan Sankirtan Sri Caitanya Mahaprabhu yang akan berlangsung selama 10.000 tahun mendatang, kemerosotan jaman Kali akan semakin menjadi-jadi. Sifat-sifat alam yang rendah akan mendominasi, manusia semakin tidak mengenal Tuhan. Orang-orang suci, orang-orang yang taat kepada Tuhan akan sangat langka, dan menjadi sesuatu yang asing bagi masyarakat umum, mereka akan disakiti, diburu seperti binatang ditengah kota. Orang-orang seperti itu akan mengasingkan diri ke hutan, bersembunyi dalam goa-goa di pegunungan, atau seolah menghilang dari muka bumi, demi keselamatan diri mereka.
Diramalkan dalam kitab-kitab Weda, bahwa dalam keadaan seperti itulah akan muncul Kalki avatara. Beliau akan muncul untuk menghancurkan manusia-manusia jahat yang sudah tidak bisa lagi dinasehati lewat kata-kata. Kemunculan Kalki avatara telah diramalkan dalam banyak kitab-kitab Weda.
Dalam Bhagavata Purana, ramalan akan munculnya Kalki diuraikan setelah penyebutan ramalan akan munculnya Buddha Gautama.
AQaaSaaE YauGaSaNDYaaYaa& dSYauPa[aYaezu raJaSau )
JaiNaTaa ivZ
yarhy älayeñv api satäà na hareù kathäù syuù
päñaëòino dvija-janä våñalä nådeväù
svähä svadhä vañaò iti sma giro na yatra
çästä bhaviñyati kaler bhagavän yugänte
TEXTS 19–20
TEXT
açvam äçu-gam äruhya
devadattaà jagat-patiù
asinäsädhu-damanam
añöaiçvarya-guëänvitaù
vicarann äçunä kñauëyäà
hayenäpratima-dyutiù
nåpa-liìga-cchado dasyün
koöiço nihaniñyati
SYNONYMS
açvam—His horse; äçu-gam—swift-traveling; äruhya—mounting; devadattam—named Devadatta; jagat-patiù—the Lord of the universe; asinä—with His sword; asädhu-damanam—(the horse who) subdues the unholy; añöa—with eight; aiçvarya—mystic opulences; guëa—and transcendental qualities of the Personality of Godhead; anvitaù—endowed; vicaran—traveling about; äçunä—swift; kñauëyäm—upon the earth; hayena—by His horse; apratima—unrivaled; dyutiù—whose effulgence; nåpa-liìga—with the dress of kings; chadaù—disguising themselves; dasyün—thieves; koöiçaù—by the millions; nihaniñyati—He will slaughter.
TRANSLATION
Lord Kalki, the Lord of the universe, will mount His swift horse Devadatta and, sword in hand, travel over the earth exhibiting His eight mystic opulences and eight special qualities of Godhead. Displaying His unequaled effulgence and riding with great speed, He will kill by the millions those thieves who have dared dress as kings.
Pa[aYaeYa k-l/aviSMaNa( YauGae JaNaa" )
MaNda" SauMaNdMaTaYaae MaNd>aaGYaa ùuPad]uTaa” )) 10 ))
präyeëälpäyuñaù sabhya
kaläv asmin yuge janäù
mandäù sumanda-matayo
manda-bhägyä hy upadrutäù
SYNONYMS
präyeëa—almost always; alpa—meager; äyuñaù—duration of life; sabhya—member of a learned society; kalau—in this age of Kali (quarrel); asmin—herein; yuge—age; janäù—the public; mandäù—lazy; sumanda-matayaù—misguided; manda-bhägyäù—unlucky; hi—and above all; upadrutäù—disturbed.
“d”Ampatyae’iBaç&icaheR”taur,”
maAyaEva vyaAvah”Air”ke(
ñItvae pauMstvae ca ih” r”itar,”
iva‘atvae s$aU‡amaeva ih”
Sumber: Suryanto, M.Pd (Suryalocana Dasa)
disadur dari : http://ngarayana.web.ugm.ac.id/?cat=5
CHAT WITH US HERE !
About Me
- Peradah Indonesia Kota Semarang
- Om swastiastu, Kami Perhimpunan Pemuda HIndu Indonesia(DPK Semarang) sekretariat : Pura Agung Giri Natha, Jl. Sumbing no.12 Semarang
wibiya widget
Tags
17an
2009
Agama
Alam
Amerta Sari
Artikel
Astrologi Bali
bhagawad gita
Bhakti
Budaya
Candi
Dharma
Dharma Santi
Dosa
Download
Ekonomi
Foto
Giri Natha
Hindu
Jadwal
Kalender Bali
Karma
Kebenaran
Kegiatan
Kejahatan
Kemah
Kembali Ke Hindu
KMHS
Krisis
Kunjungan
Lobha
Lokha Sabha
Makrab
Mantra
Marga
Meditasi
Mijen
Mind
Moha
Nyepi
Odalan
Organisasi
Pancawara
Pasraman
Penyakit
Peradah
Pertanyaan
Pura
Ramalan
Rohani
Sains
Santi
Saptawara
Saraswati
Seke Gong Puspa Giri
Senam
Seni
Siwa
software
Spiritual
SSC Band
Tahun Baru
Tari
Tirta Yatra
Tlogosari
Tuhan
Veda
Vedic
Wallpaper
Website Hindu
WHDI
Wuku
Yoga