Om Swastyastu
 II. Ringkasan Isi Bhagavad Gita
 ==================================================================

sañjaya uvāca

taṃ tathā kṛpayāviṣṭam aśrupūrṇākulekṣaṇam
viṣīdantam idaṃ vākyam uvāca madhusūdanaḥ || 2.1|

"  Sanjaya berkata; setelah melihat Arjuna tergugah rasa kasih sayang dan murung, matanya penuh air mata, Madhusudana, krisna, bersabda sebagai berikut."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

śrībhagavān uvāca

kutas tvā kaśmalam idaṃ viṣame samupasthitam
anāryajuṣṭam asvargyam akīrtikaram arjuna ||2.2|

"Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; Arjuna yang baik hati, bagaimana sampai hal-hal yang kotor ini menghinggapi dirimu? Hal-hal ini sama sekali tidak pantas bagi orang yang mengetahui nilai hidup. Hal-hal seperti itu tidak membawa seseorang ke planet-planet yang lebih tinggi. Melainkan menjerumuskan dirinya kedalam penghinaan."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

klaibyaṃ mā sma gamaḥ pārtha naitat tvayy upapadyate
kṣudraṃ hṛdayadaurbalyaṃ tyaktvottiṣṭha paraṃtapa ||2.3|

 "Wahai putera prtha, jangan menyerah pada kelemahan yang hina ini. Itu tidak pantas bagimu. Tinggalkanlah kelemahan hati yang remeh itu dan bangunlah. Wahai yang menghukum musuh."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
arjuna uvāca

kathaṃ bhīṣmam ahaṃ sāṅkhye droṇaṃ ca madhusūdana
iṣubhiḥ pratiyotsyāmi pūjārhāv arisūdana || 2.4|

"Arjuna berkata; O Pembunuh musuh, o Pembunuh Madhu, bagaimana saya dapat membalas serangan orang seperti Bhisma dan Drona dengan panah pada medan perang, padahal seharusnya saya menyembah mereka?"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


gurūn ahatvā hi mahānubhāvān
śreyo bhoktuṃ bhaikṣyam apīha loke
hatvārthakāmāṃstu gurunihaiva
bhuñjjīya bhogān rudhirapradigdhān ||2.5|

"Lebih baik saya hidup di dunia ini dengan cara mengemis daripada hidup sesudah mencabut nyawa roh-roh mulia seperti itu, yaitu guru-guru saya. Kendatipun mereka menginginkan keuntungan duniawi, mereka tetap atasan. Kalau mereka terbunuh, segala sesuatu yang kita nikmati akan ternoda dengan darah."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

na caitad vidmaḥ kataran no garīyo
yad vā jayema yadi vā no jayeyuḥ
yān eva hatvā na jijīviṣāmas
tevasthitāḥ pramukhe dhārtarāṣṭrāḥ ||2.6|

"Kita juga tidak mengetahui mana yang lebih baik-mengalahkan mereka atau dikalahkan oleh mereka. Kalau Kita membunuh para putera Dhrtarastra, kita tidak mau hidup. Namun mereka sekarang berdiri di hadapan kita di medan perang."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

kārpaṇyadoṣopahatasvabhāvaḥ
pṛcchāmi tvāṃ dharmasaṃmūḍhacetāḥ
yac chreyaḥ syān niścitaṃ brūhi tan me
śiṣyastehaṃ śādhi māṃ tvāṃ prapannam|| 2.7|

"Sekarang hamba kebingungan tentang kewajiban hamba dan sudah kehilangan segala ketenangan karena kelemahan yang picik. Dalam keadaan ini, hamba mohon agar Anda memberi tahukan dengan pasti apa yang paling baik untuk hamba. Sekarang hamba menjadi murid Anda, dan roh yang sudah menyerahkan diri kepada Anda. Mohon memberi pelajaran kepada hamba."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

na hi prapaśyāmi mamāpanudyād
yac chokam ucchoṣaṇam indriyāṇām
avāpya bhūmāv asapatnam ṛddhaṃ
rājyaṃ surāṇām api cādhipatyam ||2.8|

"Hamba tidak dapat menemukan cara untuk menghilangkan rasa sedih ini yang menyebabkan indria-indria hamba menjadi kering. Hamba tidak akan dapat menghilangkan rasa itu, meskipun hamba memenangkan kerajaan yang makmur yang tiada taranya di bumi ini dengan kedaulatan seperti para dewa di surga."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

sañjaya uvāca

evam uktvā hṛṣīkeśaṃ guḍākeśaḥ paraṃtapaḥ
na yotsya iti govindam uktvā tūṣṇīṃ babhūva ha ||2.9|

"Sanjaya berkata; Setelah berkata demikian, Arjuna, perebut musuh, menyatakan kepada krsna,’’Govinda,hamba tidak akan bertempur,’’lalu diam."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

tam uvāca hṛṣīkeśaḥ prahasann iva bhārata
senayor ubhayor madhye viṣīdantam idaṃ vacaḥ ||2.10|

"Wahai putera keluarga Bharata, pada waktu itu, krsna, yang tersenyum di tengah-tengah antara tentara-tentara kedua belah pihak, bersabda kepada Arjuna yang sedang tergugah oleh rasa sedih."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

śrībhagavān uvāca

aśocyān anvaśocas tvaṃ prajñāvādāṃś ca bhāṣase
gatāsūn agatāsūṃś ca nānuśocanti paṇḍitāḥ || 2.11|

"Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; Sambil berbicara dengan cara yang pandai engkau menyesalkan sesuatu yang tidak patut disesalkan. Orang bijaksana tidak pernah menyesal, baik untuk yang masih hidup maupun untuk yang sudah meninggal."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

natv evāhaṃ jātu nāsaṃ na tvaṃ neme janādhipāḥ
na caiva na bhaviṣyāmaḥ sarve vayam ataḥ param ||2.12|

"Pada masa lampau tidak pernah ada suatu saat pun Aku, engkau maupun semua raja ini tidak ada; dan pada masa yang akan datang tidak satupun di antara kita semua akan lenyap."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

dehinosmin yathā dehe kaumāraṃ yauvanaṃ jarā
tathā dehāntaraprāptir dhīras tatra na muhyati ||2.13|

"Seperti halnya sang roh terkurung di dalam badan terus menerus mengalami perpindahan, di dalam badan ini, dari masa kanak-kanak sampai masa remaja sampai usia tua, begitu juga sang roh masuk ke dalam badan lain pada waktu meninggal. Orang yang tenang tidak bingung karena penggantian itu."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

mātrāsparśās tu kaunteya śītoṣṇasukhaduḥkhadāḥ
āgamāpāyinonityās tāṃs titikṣasva bhārata ||2.14|

"Wahai putera kunti, suka dan duka muncul untuk sementara dan hilang sesudah beberapa waktu, bagaikan mulai dan berakhirnya musim dingin dan musim panas. Hal-hal itu timbul dari penglihatan indria, dan seseorang harus belajar cara mentolerir hal-hal itu tanpa goyah, Wahai putera keluarga Bharata."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yaṃ hi na vyathayanty ete puruṣaṃ puruṣarṣabha
samaduḥkhasukhaṃ dhīraṃ somṛtatvāya kalpate ||2.15|

"Wahai manusia yang paling baik (Arjuna), orang yang tidak goyah karena suka ataupun duka dan mantap dalam kedua keadaan itu pasti memenuhi syarat untuk mencapai pembebasan."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

nāsato vidyate bhāvo nābhāvo vidyate sataḥ
ubhayor api dṛṣṭo.antas tv anayos tattvadarśibhiḥ ||2.16|

"Orang yang melihat kebenaran sudah menarik kesimpulan bahwa apa yang tidak ada (badan jasmani) tidak tahan lama dan yang kekal (sang roh ) tidak berubah. Inilah kesimpulan mereka setelah mempelajari sifat kedua-duanya."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

avināśi tu tad viddhi yena sarvam idaṃ tatam
vināśam avyayasyāsya na kaścit kartum arhati ||2.17|

"Hendaknya engkau mengetahui bahwa  apa yang ada dalam seluruh badan tidak dapat dimusnahkan. Tidak seorang pun dapat membinasakan sang roh yang tidak dapat dimusnahka itu."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

antavanta ime dehā nityasyoktāḥ śarīriṇaḥ
anāśinoprameyasya tasmād yudhyasva bhārata ||2.18|

"Mahluk hidup yang tidak dapat dimusnahkan atau diukur dan bersifat kekal, memiliki badan jasmani yang pasti akan berakhir. Karena itu, bertempurlah, Wahai putera keluarga Bharata."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ya enaṃ vetti hantāraṃ yaś cainaṃ manyate hatam
ubhau tau na vijānīto nāyaṃ hanti na hanyate|| 2.19|

"Orang yang menganggap bahwa makhluk hidup membunuh ataupun makhluk hidup dibunuh tidak memiliki pengetahuan, sebab sang diri tidak membunuh dan tidak dapat dibunuh."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

na jāyate mriyate vā kadācin
nāyaṃ bhūtvā bhavitā vā na bhūyaḥ
ajo nityaḥ śāśvatoyaṃ purāṇo
na hanyate hanyamāne śarīre|| 2.20|

"Tidak ada kelahiran maupun kematian bagi sang roh pada saat manapun. Dia tidak diciptakan pada masa lampau, ia tidak diciptakan pada masa sekarang, dan dia tidak akan diciptakan pada masa yang akan datang. Dia tidak dilahirkan,  berada untuk  selamanya dan bersifat abadi. Dia tidak terbunuh apabila badan dibunuh."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

vedāvināśinaṃ nityaṃ ya enam ajam avyayam
kathaṃ sa puruṣaḥ pārtha kaṃ ghātayati hanti kam||2.21|

"Wahai Partha, bagaimana mungkin orang yang mengetahui bahwa sang roh tidak dapat dimusnahkan, bersifat kekal, tidak dilahirkan dan tidak pernah berubah dapat membunuh seseorang atau menyebabkan seseorang membunuh?"
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

vāsāṃsi jīrṇāni yathā vihāya
navāni gṛhṇāti naroparāṇi
tathā śarīrāṇi vihāya jīrṇāni
anyāni saṃyāti navāni dehī || 2.22|

"Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka pakaian lama, begitu pula sang roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tidak berguna."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

nainaṃ chindanti śastrāṇi nainaṃ dahati pāvakaḥ
na cainaṃ kledayanty āpo na śoṣayati mārutaḥ|| 2.23|

"Sang roh tidak pernah dapat dipotong menjadi bagian-bagian oleh senjata manapun, dibakar oleh api, dibasahi oleh air, atau dikeringkan oleh angin."
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

acchedyoyam adāhyoyam akledyośoṣya eva ca
nityaḥ sarvagataḥ sthāṇur acaloyaṃ sanātanaḥ ||2.24|

"Roh yang individual ini tidak dapat dipatahkan dan tidak dapat dilarutkan, dibakar ataupun dikeringkan. Ia hidup untuk selamanya, berada di  mana-mana, tidak dapat diubah, tidak dapat dipindahkan dan tetap sama untuk selamanya."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

avyaktoyam acintyoyam avikaryoyam ucyate
tasmād evaṃ viditvainaṃ nānuśocitum arhasi ||2.25|

"Dikatakan bahwa sang roh itu tidak dapat dilihat, tidak dapat dipahami dan tidak dapat diubah. Mengingat kenyataan itu, hendaknya engkau jangan menyesal karena badan."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

atha cainaṃ nityajātaṃ nityaṃ vā manyase mṛtam
tathāpi tvaṃ mahābāho naivaṃ śocitum arhasi ||2.26|

"Akan tetapi, kalau engkau berpikir bahwa sang roh (atau gejala-gejala hidup) senantiasa dilahirkan dan selalu mati, toh engkau masih tidak mempunyai alasan untuk menyesal, wahai Arjuna yang berlengan perkasa."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

jātasya hi dhruvo mṛtyur dhruvaṃ janma mṛtasya ca
tasmād aparihāryerthe na tvaṃ śocitum arhasi|| 2.27|

"Orang yang sudah dilahirkan pasti akan meninggal, dan sesudah kematian, seseorang pasti akan dilahirkan lagi. Karena itu, dalam melaksanakan tugas kewajibanmu yang tidak dapat dihindari, hendaknya engkau jangan menyesal."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

avyaktādīni bhūtāni vyaktamadhyāni bhārata
avyaktanidhanāny eva tatra kā paridevanā ||2.28|

"Semua makhluk yang diciptakan tidak terwujud pada awalnya, terwujud pada pertengahan, dan sekali lagi tidak terwujud pada waktu dileburkan. Jadi apa yang perlu disesalkan?"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

āścaryavat paśyati kaścid enam
āścaryavad vadati tathaiva cānyaḥ
āścaryavac cainam anyaḥ śṛṇoti
śrutvāpy enaṃ veda na caiva kaścit|| 2.29|

"Beberapa orang memandang bahwa sang roh sebagai sesuatu yang mengherankan, beberapa orang menguraikan dia sebagai sesuatu yang mengherankan, dan beberapa orang mendengar tentang dia sebagai sesuatu yang mengherankan juga, sedangkan orang lain tidak dapat mengerti sama sekali tentang sang roh, walaupun mereka sudah mendengar tentang dia."
 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

dehī nityam avadhyoyaṃ dehe sarvasya bhārata
tasmāt sarvāṇi bhūtāni na tvaṃ śocitum arhasi|| 2.30|

"O putera keluarga Bharata, dia yang tinggal dalam badan tidak pernah dapat dibunuh. Karena itu, engkau tidak perlu bersedih hati untuk makhluk manapun."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

svadharmam api cāvekṣya na vikampitum arhasi
dharmyād dhi yuddhāc chreyonyat kṣatriyasya na
vidyate ||2.31|

"Mengingat tugas kewajibanmu yang khusus sebagai seorang ksatriya, hendaknya engkau mengetahui bahwa tiada kesibukan yang lebih baik untukmu daripada bertempur berdasarkan prinsip-prinsip dharma; karena itu, engkau tidak perlu ragu-ragu."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yadṛcchayā copapannaṃ svargadvāram apāvṛtam
sukhinaḥ kṣatriyāḥ pārtha labhante yuddham īdṛśam
||2.32|

"Wahai partha, berbahagialah para ksatriya yang mendapatkan kesempatan untuk bertempur seperti itu tanpa mencarinya-kesempatan yang membuka pintu gerbang planet-planet surga bagi mereka."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

atha cet tvam imaṃ dhārmyaṃ saṅgrāmaṃ na kariṣyasi
tataḥ svadharmaṃ kīrtiṃ ca hitvā pāpam avāpsyasi
||2.33|

"Akan tetapi, apabila engkau tidak melaksanakan kewajiban dharmamu, yaitu bertempur, engkau pasti menerima dosa akibat melalaikan kewajibanmu, dan dengan demikian kemasyuranmu sebagai kesatria akan hilang."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

akīrtiṃ cāpi bhūtāni kathayiṣyanti tevyayām
saṃbhāvitasya cākīrtir maraṇād atiricyate ||2.34|

"Orang akan selalu membicarakan engkau sebagai orang yang hina, dan bagi orang yang terhormat; penghinaan lebih buruk daripada kematian."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

bhayād raṇād uparataṃ maṃsyante tvāṃ mahārathāḥ
yeṣāṃ ca tvaṃ bahumato bhūtvā yāsyasi lāghavam
||2.35|

"Jendral-jendral besar yang sangat menghargai nama dan kemasyuranmu akan menganggap engkau meninggalkan medan perang karena rasa takut saja, dan dengan demikian mereka akan meremehkan engkau."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

avācyavādāṃś ca bahūn vadiṣyanti tavāhitāḥ
nindantas tava sāmarthyaṃ tato duḥkhataraṃ nu kim
||2.36|

"Musuh-musuhmu akan menjuluki engkau dengan banyak kata yang tidak baik dan mengejek kesanggupanmu. Apa yang dapat lebih menyakiti hatimu daripada itu?"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

hato vā prāpsyasi svargaṃ jitvā vā bhokṣyase mahīm
tasmād uttiṣṭha kaunteya yuddhāya kṛtaniścayaḥ ||2.37|

"Wahai putera kunti, engkau akan terbunuh di medan perang dan mencapai  planet-planet  surga atau engkau akan menang dan menikmati kerajaan di dunia. Karena itu, bangunlah dan bertempur dengan ketabahan hati."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

sukhaduḥkhe same kṛtvā lābhālābhau jayājayau
tato yuddhāya yujyasva naivaṃ pāpam avāpsyasi|| 2.38|

"Bertempurlah demi pertempuran saja, tanpa mempertimbangkan suka atau duka, rugi atau laba, menang atau kalah-dengan demikian, engkau tidak akan pernah dipengaruhi oleh dosa."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

eṣā tebhihitā sāṅkhye buddhir yoge tv imāṃ śṛṇu
buddhyā yukto yayā pārtha karmabandhaṃ
prahāsyasi ||2.39|

"Sampai sekarang, Aku sudah menguraikan tentang pengetahuan ini kepadamu melalui pelajaran analisis. Sekarang, dengarlah penjelasanku tentang hal ini menurut cara bekerja tanpa mengharapkan hasil atau pahala. Wahai putera prtha, bila engkau bertindak dengan pengetahuan seperti itu engkau dapat membebaskan diri dari ikatan pekerjaan."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

nehābhikramanāśosti pratyavāyo na vidyate
svalpam apy asya dharmasya trāyate mahato bhayāt
||2.40|

"Dalam usaha ini tidak ada kerugian ataupun pengurangan, dan sedikitpun kemajuan dalam menempuh jalan ini dapat melindungi seseorang   terhadap  rasa takut  yang  paling berbahaya."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

vyavasāyātmikā buddhir ekeha kurunandana
bahuśākhā hy anantāś ca buddhayovyavasāyinām|| 2.41|

"Orang yang menempuh jalan ini bertabah hati dengan mantap,  dan tujuan mereka satu saja. Wahai putera kesayangan para kuru, kecerdasan orang yang tidak  bertabah hati mempunyai banyak cabang."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yām imāṃ puṣpitāṃ vācaṃ pravadanty avipaścitaḥ
vedavādaratāḥ pārtha nānyad astīti vādinaḥ|| 2.42|

kāmātmānaḥ svargaparā janmakarmaphalapradām
kriyāviśeṣabahulāṃ bhogaiśvaryagatiṃ prati|| 2.43|

"2.42-43 Orang yang kekurangan pengetahuan sangat terikat pada kata-kata kiasan dari weda, yang menganjurkan berbagai kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan pahala agar dapat naik tingkat sampai planet-planet surga, kelahiran yang baik sebagai hasilnya, kekuatan dan sebagainya. Mereka menginginkan kepuasan indria-indria dan kehidupan yang mewah, sehingga mereka mengatakan bahwa tiada sesuatu pun  yang lebih tinggi dari ini. Wahai putera prtha."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

bhogaiśvaryaprasaktānāṃ tayāpahṛtacetasām
vyavasāyātmikā buddhiḥ samādhau na vidhīyate ||2.44|

"Ketabahan hati yang mantap untuk ber-bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak pernah ti  mbul di dalam pikiran orang yang terlalu terikat pada kenikmatan indria-indria dan kekayaan material."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

traiguṇyaviṣayā vedā nistraiguṇyo bhavārjuna
nirdvandvo nityasatvastho niryogakṣema ātmavān|| 2.45|

"Veda sebagaian besar menyangkut tiga sifat alam. Wahai Arjuna, lampauilah tiga sifat alam itu.   Bebaskanlah dirimu dari segala hal yang relatif  dan  segala kecemasan untuk keuntungan  dan keelamatan dan jadilah mantap dalam sang diri."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yāvān artha udapāne sarvataḥ saṃplutodake
tāvān sarveṣu vedeṣu brāhmaṇasya vijānataḥ ||2.46|

"Segala tujuan yang dipenuhi oleh sumur kecil  dapat segera dipenuhi oleh sumber air yang besar. Begitu pula, segala tujuan veda dapat segera dipenuhi bagi  orang yang mengetahui maksud dasar veda itu."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

karmaṇy evādhikāras te mā phaleṣu kadācana
mā karmaphalahetur bhūr mā te saṅgostv akarmaṇi
||2.47|

"Engkau berhak melakukan tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan, tetapi engkau tidak berhak atas hasil perbuatan. Jangan menganggap dirimu penyebab hasil kegiatanmu, dan jangan terikat  pada kebiasaan tidak  melakukan kewajibanmu."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yogasthaḥ kuru karmāṇi saṅgaṃ tyaktvā dhanañjaya
siddhyasiddhyoḥ samo bhūtvā samatvaṃ yoga ucyate
||2.48|

"Wahai Arjuna, lakukanlah kewajibanmu dengan sikap seimbang,  lepaskanlah segala ikatan  terhadap sukses maupun kegagalan. Sikap seimbang seperti itu disebut yoga."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

dūreṇa hy avaraṃ karma buddhiyogād dhanañjaya
buddhau śaraṇam anviccha kṛpaṇāḥ phalahetavaḥ ||2.49|

"Wahai Dhananjaya, jauhilah segala yang menjijikan melalui bhakti dan dengan kesadaran seperti itu serahkanlah dirimu kepada Tuhan Yang Mha Esa. Orang yang ingin menikmati hasil pekerjaannya adalah orang pelit."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

buddhiyukto jahātīha ubhe sukṛtaduṣkṛte
tasmād yogāya yujyasva yogaḥ karmasu kauśalam ||2.50|

"Orang yang menekuni bhakti membebaskan dirinya dari perbuatan yang baik dan buruk bahkan dalam kehidupan ini pun. Karena itu, berusahalah untuk yoga, ilmu segala pekerjaan."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

karmajaṃ buddhiyuktā hi phalaṃ tyaktvā manīṣiṇaḥ
janmabandhavinirmuktāḥ padaṃ gacchhanty
anāmayam ||2.51|

"Dengan menekuni bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti itu, resi-resi yang mulia dan penyembah-penyembah membebaskan diri dari hasil pekerjaan di dunia material. Dengan cara demikian mereka dibebaskan dari perputaran kelahiran dan kematian dan mencapai keadaan di luar segala kesengsaraan  (dengan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa)."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yadā te mohakalilaṃ buddhir vyatitariṣyati
tadā gantāsi nirvedaṃ śrotavyasya śrutasya ca ||2.52|

"Bila kecerdasanmu  sudah keluar dari hutan khayalan yang lebat, engkau akan acuh terhadap segala sesuatu yang sudah didengar dan segala sesuatu yang akan didengar."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

śrutivipratipannā te yadā sthāsyati niścalā
samādhāv acalā buddhis tadā yogam avāpsyasi ||2.53|

"Bila pikiranmu tidak goyah lagi karena bahasa kiasan veda , dan pikiran mantap dalam semadi keinsafan diri, maka  engkau sudah mencapai kesadaran rohani."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

arjuna uvāca

sthitaprajñasya kā bhāṣā samādhisthasya keśava
sthitadhīḥ kiṃ prabhāṣeta kim āsīta vrajeta kim ||2.54|

"Arjuna berkata; o Krsna, bagaimanakah ciri-ciri orang yang kesadarannya sudah khusuk dalam kerohanian seperti itu? Bagaimana cara bicaranya serta bagaimana bahasanya? Dan bagaimana ia duduk dan bagaimana ia berjalan?."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

śrībhagavān uvāca

prajahāti yadā kāmān sarvān pārtha manogatān
ātmany evātmanā tuṣṭaḥ sthitaprajñas tadocyate ||2.55|

"Kpribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; o partha, bila seseorang meninggalkan segala jenis keinginan untuk kepuasan indria-indria, yang muncul dari tafsiran pikiran, dan bila pikirannya yang sudah disucikan dengan cara seperti itu hanya puas dalam sang diri, dikatakan ia sudah berada dalam kesadaran rohani yang murni."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

duḥkheṣv anudvignamanāḥ sukheṣu vigataspṛhaḥ
vītarāgabhayakrodhaḥ sthitadhīr munir ucyate ||2.56|

"Orang yang pikirannya tidak goyah bahkan di tengah-tengah tiga jenis kesengsaraan, tidak gembira pada waktu ada kebahagiaan, dan bebas dari ikatan, rasa takut dan marah, disebut resi yang mantap dalam pikirannya."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yaḥ sarvatrānabhisnehas tattatprāpya śubhāśubham
nābhinandati na dveṣṭi tasya prajñā pratiṣṭhitā|| 2.57|

"Di dunia material, orang yang tidak dipengaruhi oleh hal yang baik dan hal yang buruk  yang diperolehnya, dan tidak memuji  maupun mengejeknya, sudah mantap dengan teguh dalam pengetahuan yang sempurna."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yadā saṃharate cāyaṃ kūrmoṅgānīva sarvaśaḥ
indriyāṇīndriyārthebhyas tasya prajñā pratiṣṭhitā ||2.58|

"Orang yang dapat menarik indria-indria dari obyek-obyek indria,bagaikan  kura-kura yang menarik kakinya ke dalam cangkangnya, mantap dengan teguh dalam kesadaran yang sempurna."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

viṣayā vinivartante nirāhārasya dehinaḥ
rasavarjaṃ rasopy asya paraṃ dṛṣṭvā nivartate|| 2.59|

"Barangkali kepuasan indria-indria sang roh yang berada dalam badan dibatasi, walaupun keinginan terhadap obyek-obyek indria tetap ada. Tetapi bila ia menghentikan kesibukan seperti itu dengan mengalami rasa yang lebih tinggi, kesadarannya menjadi mantap."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yatato hy api kaunteya puruṣasya vipaścitaḥ
indriyāṇi pramāthīni haranti prasabhaṃ manaḥ ||2.60|

"Wahai Arjuna, alangkah kuat dan bergeloranya indria-indria sehingga pikiran orang bijaksana yang sedang berusaha untuk mengendalikan indria-indrianya pun dibawa lari dengan paksa oleh indria-indria itu."
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

tāni sarvāṇi saṃyamya yukta āsīta matparaḥ
vaśe hi yasyendriyāṇi tasya prajñā pratiṣṭhitā ||2.61|

"Orang yang mengekang dan mengendalikan indria-indria sepenuhnya dan memusatkan kesadarannya sepenuhnya kepada-ku, dikenal sebagai orang yang mempunyai kecerdasan yang mantap."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

dhyāyato viṣayān puṃsaḥ saṅgas teṣūpajāyate
saṅgāt sañjāyate kāmaḥ kāmāt krodhobhijāyate ||2.62|

"Selama seseorang merenungkan obyek-obyek indria-indria, ikatan terhadap obyek-obyek indria itu berkembang. Dari ikatan seperti itu berkembanglah hawa nafsu,dan dari hawa nafsu timbullah amarah."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

krodhād bhavati saṃmohaḥ saṃmohāt
smṛtivibhramaḥ
smṛtibhraṃśād buddhināśo buddhināśāt praṇaśyati ||2.63|

"Dari amarah timbullah khayalan yang lengkap , dari khayalan menyebabkan ingatan bingung. Bila ingatan bingung, kecerdasan hilang,  bila kecerdasan hilang, seseorang jatuh lagi ke dalam lautan material."
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

rāgadveṣavimuktais tu viṣayān indriyaiś caran
ātmavaśyair vidheyātmā prasādam adhigacchati ||2.64|

"Tetapi orang yang sudah bebas dari segala ikatan dan rasa tidak suka serta sanggup mengendalikan indria-indria melalui prinsip-prinsip kebebasan yang teratur dapat memperoleh karunia sepenuhnya dari Tuhan."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

prasāde sarvaduḥkhānāṃ hānir asyopajāyate
prasannacetaso hy āśu buddhiḥ paryavatiṣṭhate|| 2.65|

"Tiga jenis kesengsaraan kehidupan material tidak ada lagi pada orang yang puas seperti itu (dalam kesadaran Krisna); dengan kesadaran yang puas seperti itu, kecerdasan seseorang mantap dalam waktu singkat."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

nāsti buddhir ayuktasya na cāyuktasya bhāvanā
na cābhāvayataḥ śāntir aśāntasya kutaḥ sukham ||2.66.|

"Orang yang tidak mempunyai hubungan dengan  Yang Maha Kuasa(dalam kesadaran Krisna) tidak mungkin memiliki kecerdasan rohani maupun pikiran yang mantap. Tanpa kecerdasan rohani dan pikiran pikiran yang mantap tidak mungkin ada kedamaian. Tanpa kedamaian, bagaimana mungkin ada kebahagiaan?"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

indriyāṇāṃ hi caratāṃ yan manonuvidhīyate
tad asya harati prajñāṃ vāyur nāvam ivāmbhasi ||2.67|

"Seperti perahu yang berada pada permukaan air dibawa lari oleh angin kencang, kecerdasan seseorang dapat dilarikan bahkan oleh satu saja di antara indria-indria yang mengembara dan menjadi titik pusat untuk pikiran."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

tasmād yasya mahābāho nigṛhītāni sarvaśaḥ
indriyāṇīndriyārthebhyas tasya prajñā pratiṣṭhitā ||2.68|

"Karena itu, orang yang indria-indrianya terkekang dari obyek-obyeknya pasti mempunyai kecerdasan yang mantap, wahai yang berlengan perkasa."
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

yā niśā sarvabhūtānāṃ tasyāṃ jāgarti saṃyamī
yasyāṃ jāgrati bhūtāni sā niśā paśyato muneḥ ||2.69|

"Malam hari bagi semua makhluk adalah waktu sadar bagi orang yang mengendalikan diri, dan waktu sadar bagi semua makhluk adalah malam hari bagi resi yang mawas diri."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

āpūryamāṇam acalapratiṣṭhaṃ
samudram āpaḥ praviśanti yadvat
tadvat kāmā yaṃ praviśanti sarve
sa śāntim āpnoti na kāmakāmī ||2.70|

"Hanya orang yang tidak terganggu oleh arus keinginan yang mengalir terus menerus yang masuk bagaikan sungai-sungai ke dalam lautan,yang senantiasa diisi tetapi selalu tetap tenang , dapat mencapai kedamaian. Bukan orang yang berusaha memuaskan keinginan itu yang dapat mencapai kedamaian."
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

vihāya kāmān yaḥ sarvān pumāṃś carati niḥspṛhaḥ
nirmamo nirahaṃkāraḥ sa śāntim adhigacchhati ||2.71|

"Hanya orang yang sudah meninggalkan segala jenis keinginan untuk kepuasan indria-indria, hidup bebas dari keinginan, sudah meninggalkan segala rasa ingin memilik sesuatu dan bebas dari keakuan palsu dapat mencapai kedamaian yang sejati"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

eṣā brāhmī sthitiḥ pārtha naināṃ prāpya vimuhyati
sthitvāsyām antakālepi brahmanirvāṇam ṛcchati || 2.72|

" Itulah cara hidup yang suci dan rohani. Sesudah mencapai kehidupan seperti itu, seseorang tidak dibingungkan. Kalau seseorang mantap seperti itu bahkan pada saat kematian sekalipun, ia dapat masuk ke kerajaan Tuhan."
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Om Shanti Shanti Shanti Om
Oh Hyang Widhi semoga damai di hati, damai di dunia, damai untuk selamanyaSatyam Eva JayatePada akhirnya hanya kebenaranlah yang pasti akan menangHare OM